RWC #1 What are some of the challenges you face during fasting month and how do you overcome them?

Alvaryan Maulana
3 min readMar 22, 2023

--

Prompt hari pertama ini menarik, karena memang menjadi tantangan bagi saya di hari-hari pertama bulan puasa. Mungkin sebagian orang lain juga mengalami hal yang sama. Hanya saja tantangan ini personal betul.

Tantangan yang saya maksud adalah caffein withdrawal. Saya tidak paham juga apakah istilah ini tepat. Tapi istilah ini menjelaskan situasi tersebut dengan jelas: kekurangan kafein di dalam tubuh karena berpuasa. Ternyata efeknya tidak main-main: sakit kepala luar biasa hebat yang tidak selesai dengan obat sakit kepala, lelah yang tak berujung, hingga kehilangan motivasi hidup. Bahkan sakit kepalanya ini bisa berlangsung hingga 2–3 hari.

Entah kesambet angin apa, bulan puasa tahun lalu saya berniat untuk tidak ngopi sama sekali. Tujuannya supaya saya terhidrasi dengan baik karena konon katanya kopi adalah minuman diuretic yang menyebabkan air di dalam tubuh cepat berkurang (dan bikin pipis-pipis terus). Di tahun-tahun sebelumnya saya masih mengkonsumsi kopi setelah buka puasa karena belum kepikiran untuk lebih mindful mengenai apa-apa saja yang dimakan. Terlebih beberapa tahun ini bulan puasa bisa dilalui dengan bekerja dari rumah.

Saya mengalami caffeine withdrawal yang hebat betul di hari kedua puasa tahun lalu. Ada jarak kurang lebih 48 jam dari konsumsi kopi terakhir saya. Waktu itu memang ada semacam closingan ngopi yang saya lakukan sebelum melaksanakan shaum 30 hari ke depan. Hari pertama berlangsung tanpa isu. Tapi di hari kedua.. beuh… Berat cuy. Apalagi saya sedang di kantor. Jam 13 siang saya sudah tidak fokus. Mau minum obat sakit kepala juga tidak mungkin karena sedang berpuasa. Praktis sampai jam pulang kantor sekitar pukul 15 saya sudah tidak ngapa-ngapain.

Perjalanan pulang pun terasa panjang sekali. Mengendarai motor 30 km dari kantor ke rumah, di jam bubaran kantor di hari-hari awal puasa.. you can imagine the chaos. Udah pusiang parah dan sama sekali tidak fokus. Minum obat setelah berbuka pun tidak menghilangkan sakit kepala tersebut. Kepala seperti mau pecah dan berdenyut-denyut. Hal itu terus terjadi sampai keesokan harinya. Padahal saya sudah dua kali minum obat sakit kepala.

Ternyata keluhan ini tidak hanya dirasakan oleh satu orang saja. Di linimasa terlihat banyak berseliweran kondisi tersiksa yang sama. Di titik itu saya baru menyadari ada istilahnya caffein withdrawal itu tadi dan keluhannya nyaris senada: tersiksa. Sampai saya membaca keluhan soal caffein withdrawal tersebut, saya tidak ngeh sama sekali bahwa sakit kepala ini terjadi karena saya tidak ngopi.

Karena sudah tidak terhankan sama sekali, hal pertama yang saya lakukan setelah berbuka puasa adalah minum kopi. Saya lupa apakah saya menyeduh sendiri atau memesan lewat Gojek. Saya hanya ingat bahwa sakit kepala saya waktu itu hilang seketika dalam seruputan pertama. Sebegitu bermanfaatnya kafein dari segelas kopi, dan sebegitu rentannya manusia bergantung pada pola konsumsi yang ia bangun sendiri tanpa sadar.

Yang saya pikirkan waktu itu adalah: kapok deh saya gak ngopi begini. Gak akan lagi saya niat untuk tidak minum kopi. Memang ketergantungan pada kafein ini perlu diperhatikan. Tapi, boy kalau merasakan sakit kepalanya, ketergantungan itu jadi gak penting sama sekali deh.

Pelan-pelan saya kemudian mencari tahu bagaimana trik mengkonsumsi kafein di bulan puasa agar tidak mengganggu kualitas tidur dan air di dalam tubuh. Ada bermacam-macam juga trik orang-orang ngopi di bulan puasa. Ada yang menjadikan kopi salah satu minuman saat sahurnya, dengan asumsi setelah subuh tidak tidur lagi dan langsung bekerja.

Kalau saya lebih prefer pilihan kedua: minum kopi setelah taraweh atau makan malam, tapi tidak malem-malem amat. Supaya tidak mengganggu istirahat, tapi berharap kafeinnya masih bersisa dan punya efek sampai keesokan harinya.

Tahun ini sepertinya saya akan tetap menjalankan strategi yang sama. Terlebih ternyata kantor saya tetap pasang gigi tinggi di bulan puasa begini. Anw, bagaimana rutinitas ngopi anda di Bulan Ramadan?

Untuk prompt dan entry lain dari writing challenge ini dapat disimak dalam tautan Ramadan Writing Challenge (RWC) berikut

--

--